Aqwin 2.5 download link
Linux Distros. MajorGeeks Windows Tweaks. System Tools. Smart Defrag. K-Lite Mega Codec Pack. K-Lite Codec Pack Update. Mozilla Firefox. Driver Booster. Windows Cannot Find Gpedit. ElevenClock 3. B 3anaguofi Yrpar'rne' Ha o3epe csl4rssn Bonuucrax o6n. Bsnuuoanusuue 6onuwozo 6arcnaua u oKpytcanr4eil cpedou. HageMubrx xoxonuft 6onruoro daxnana 6rmo qpoBeAeHo s rr. Hau6oaee oir. Ibpnoa, Io. MocxanerlKo, c. Kocmwt, H. Tapuua u lp.
Ha Kp wnoit Koce 6cnuorofi 6axnan o6rr. Bclegcrnnr,r rlrrrrfr:nris. B r. Oveuagnori JrBrr-rrerc. Negatiw' e influence of the birds dung on the pine plantations in the Mysovskoe Forestry. Kocmrcwuu, B. Cuoxuu, II. Mocxaneuxa, C. Koctnun, H. Tapuna u dp. Fig' ' Negative influence of the birds droppings on woody and grass vegetation of the obitochnaya spit.
Nmu4e,oKorro 1,2 rrrc. Fig' ' Influence ofthe birds droppings on woody and shrub vegetation ofthe tsol,shye Kuchugury Islands. Kax 6uro [oKa3aHo B rrpeAbr. Mocxanetwo, c. Kocmuu, H. Tryuua u lp. Eonnruofr ra o. Fig' ' wild boars in the feeding area near the Great Cormorant colony on the obytochnaya spit April B naseunnrx KorloHu. IKoro xa6ana ott. Mocraneuxo, c. Tapuna u lp. Bsauuaenuxuue 1onuworc flaxnaua u oKpywarcil4efr cpelu Kocmnwuu, B.
Cuaxuu, II. Ibpnoa, IA. MocxanevKo, C. Our,rr 6onee qeM AB a Aec. Sebagai sedangkan data sekuen dari Nectaria jugularis pembanding, populasi di Sabah dan Sarawak diperoleh pada penelitian ini.
Jumlah basa yang dari 6 individu memiliki haplotipe yang sama mengandung nilai informasi dan situs yang sekuen DNA-nya sama sedangkan satu individu dari bervariasi dianalisis menggunakan perangkat Johor memiliki haplotipe lain.
Lokasi Ujung Kulon, 6 adalah pb. Lokasi analisis selanjutnya hanya menggunakan pb G. Gede Pangrango, 6 individu memiliki 6 dengan codon. Lokasi G. Sebagai pembanding, posisi codon pada burung A. Seperti pada memiliki 1 haplotipe atau haplotipenya sama. Tabel 1: Var iasi dan situs substitusi nukleotida, ser ta haplotipe pada A.
Tabel 2. Var iasi dan situs nukleotida, ser ta haplotipe pada A. Gede Pangr ango Jawa Barat Jarak genetik antar individu intraspesifik genetik antara jenis inter species A rachnothera pada masing-masing lokasi di P.
Jawa berkisar berkisar antara 0, A. Pada populasi P. Dieng, G. Gede Pangrango, dan G. Halimun memiliki jarak genetic individu yang lebih tinggi dari Analisis filogeni Ujung Kulon dan Jambi. Pada populasi Dieng, Pohon filogeni dikonstruksi berdasarkan tidak diketahui jarak genetik antara individu metode neighbor-joining NJ dan maximum- karena sampel yang dianalisis hanya 1 individu likelihood. Kedua metode tersebut menghasilkan burung. Gambar 2 menampilkan 0, terjadi antara populasi Johor Malaysia pohon filogeni berdasarkan neigbor-joining dengan dengan Jambi Sumatra dan tertinggi 0, memasukkan outgroup species dan Gambar 3 antara populasi Johor dengan G.
Gede Pangrango. Gede outgroup species. Pangrango, G. Halimun, dan Dieng dengan Pohon filogeni memperlihatkan monofili populasi di Sumatra Jambi berjarak genetik dari A. Halimun, J awa Bar at Tabel 5. J ar ak genetik antar individu pada masing-masing populasi A. Kluster I secara rinci menggambarkan, Pohon filogeni membentuk dua kluster bahwa populasi burung A. Gambar 2. Kluster meliputi komposisi basa nukleotida dan adanya II menggambarkan bahwa populasi burung di codon pertama hingga ketiga pada penelitian ini T.
Gede Pangrango dekat dengan populasi menggambarkan bahwa karakter ini sesuai burung dari G. Dan individu dari Dieng mengelompok dengan mitokondria seperti yang dilaporkan oleh peneliti populasi Gede Pangrango dan G. Pengelompokan dari individu-individu A.
Gede Pangrango dan menunjukkan bahwa tidak ada individu yang G. Halimum merupakan dataran tinggi, sedangkan memiliki urutan DNA yang identik. Haplotipe T. Ujung Kulon dan Jambi merupakan dataran antara populasi satu dengan populasi lainnya rendah. Belum ada penjelasan atau penilitian yang juga berbeda.
Situs nukleotida yang bervariasi melaporkan bahwa keragaman atau variasi genetik merupakan gambaran terjadinya subsitusi basa suatu populasi burung atau satwa lainnya pada nukleotida. Masing-masing populasi di sini dataran tinggi lebih tinggi dari dataran rendah. Jumlah situs dan komposisi nukleotida lokasi dan puncak dari kekayaan jenis pada yang bervariasi pada populasi G. Gede Pangrango dan ketinggian antara dan m a. Grau et G. Halimun relatif lebih banyak dibandingkan al.
Ini dan pada burung Allouche et al. Gede Kemungkinannya, individu-individu burung Pangrango dan G. Tetapi, burung-burung dari Ujung Kulon yang Ini juga dapat dijelaskan dari nilai jarak genetik juga terletak di P.
Jawa, secara filogeni terpisah atau persen divergensi antara individu pada dari burung-burung dari populasi Jawa lainnya masing-masing populasi. Divergensi persentase dari meskipun masih dalam anak jenis yang sama. Nilai divergensi ini pegunungan. Oleh karena itu, kemungkinan mengasumsikan bahwa meskipun burung-burung dari pegunungan menjadi penghalang geografis berbagai lokasi ini secara taksonomi masih dalam sehingga memunculkan filogeni yang berbeda jenis yang sama tetapi memiliki nilai divergensi dari status taxonominya.
Ini sejalan dengan yang sangat beragam, bahkan ada yang tinggi. Efek dari dataran rendah di Sarawak Borneo isolasi pegunungan di Jawa juga dapat dilihat pada Moyle et al.
Juga, pada Burung-burung di Jambi Sumatera memiliki tingkat populasi, burung-burung A. Gede Borneo Moyle et al. Halimun, dan Dieng. Juga secara Lim et al. Burung-burung dari lokasi Jawa G. Gede longirostra pada penelitian ini memiliki Pangrango, G. Halimun, dan Dieng mengelompok, divergensi gen ND2 terendah pada populasi hal ini sejalan dengan konsep batasan anak jenis, Ujung Kulon dan tertinggi pada populasi G.
Populasi burung di Jambi Biological Science. Towards the sustainable Sumatra terhadap populasi di Johor memiliki use of biodiversity in a changing environment: divergensi genetik terendah.
Populasi burung di From basic to applied research. Jawa terhadap populasi di — AIP Publishing. Borneo divergensinya relatif lebih rendah Baniya, CB. The elevation gradient of populasi di Sumatra. Burung-burung dari populasi lichen species richness in Nepal. The Jambi Sumatra bersama dengan populasi Lichenologist 83— In: del Hoyo, J. Gede de Juana, E. Handbook of the Pangrango, G. Halimun dan Dieng.
Faktor geologis di Birds of the World Alive. Lynx Edicions, masa lampau dan gunung-gunung atau dataran Barcelona. Duan, T. Sha, J. Xiangyu, SF. Kecil A. Bulletin U. National Museum. Pemetaan Fauna Jawa. Terima kasih kepada para Grau, O. A peneliti maupun staf lainnya atas kerjasamanya dan comparison of altitudinal species richness sumbangsihnya berupa sampel pada penelitian ini.
Irham, M. Zoo Indonesia. Journal Biogeography. Kitanishi, S. Nishio, K. Uehara, R. Ogawa, Allouche, O. Kalyuzhn, G. Moreno-Rueda, T. Pattern M. Area— of genetic diversity of mitochondrial DNA heterogeneity trade off and the diversity within captive population of the endangered of ecological communities. Procedings Itasenpara bitterling: implication for a Natal Academic Science.
USA , — reintroduction program. Environmental Biology of Fish. Astuti, D. Struktur genetik populasi Kitanishi, S. Hayagawa, K. Takamura, J. Kawaguchi, N. Phylogeography of mitokondria gen ND2.
Jurnal Biologi Opsariichthys plathypus in Japan based Indonesia. Nucleotide Ichthyologycal Research. Multilocus genus Trichoglossus birds from Sulawesi analysis of the evolutionary dynamics of Island, Indonesia. MacKinnon, J. Rahman, MA. Southeast Asia. Matshuba, H. Yoshimi, M. Origin of Tanakia limbata in Moyle. Genetic Differentiation in Ehime Prefecture indicated by Insular Lowland Rainforests: Insights phylogeography analysis of mitochondrial from Historical Demographic Patterns in cytochrome b gene sequences.
Japan Philippine Birds. Geographical V ariation in Sathiamurthy, E. Maps of Birds of Java. The Comparative Zoology-Harvard University. Taylor, CH. Oliveros, HC. Lim, University, Supplement 2: Haines, MA.
Sheldon, RH, DJ. Lohman, HC. Lim, F. Zao, Diversivication of An Endemic SM. Goodman, DM. Prawiradilaga, K. Relationships of The Spinderhunters Phylogeography of the magpie—robin species Nectariniidae: Arachno-thera. Princeton University Press. Dickinson, Journal of Biogeography — Monroe, Jr. London: Christopher study in molecular evolution. Yale University Helm. Press, New Haven. Paynter, RA. Check-list of birds of the Slikas, B. Cambridge: Museum of white-eyes based on mitochondrial sequence Comparative Zoology.
A uk, , — Paudel PK. Conservation Voris, HK. Maps of the Pleistocene sea status affects elevational gradient in bird levels in Southeast Asia: shorelines, river diversity in the Himalaya: A new perspective.
Journal of Global Ecology and Conservation. Zink, RM. Prawiradilaga, DM. Alwin, W. Mitochondrial DNA undersiege in Agus. Monitoring the bird avian phylogeography. Molecular Ecology community at G.
Halimun 2 1 0 7 — National Park. Berita Biologi. The species propagation could be done by tissue culture tecnique to obtain propagules with high quality and sustainability.
Modification of media composition and in vitro environment will increase growth and vigority of explants so that they have high survival rate during acclimatization. The aim of this research was to increase growth of stevia shoot culture by increasing the level of vitamins in combination with different type of test tube covers. Height of shoots, number of nodes, number of leaves, number of roots were observed every week till 8 weeks of culture.
Biomass fresh and dry weights and chlorophyll level and acclimatization were done 8 weeks of culture. The results showed that type of culture tube covers affected significantly to all growth parameters, biomass as well as level of chlorophyll, meanwhile level of vitamins only affected number of nodes, shoots and roots. Interaction between vitamin level and covers types only occured for height of shoots and number of roots. All plantlets survived in a greenhouse.
Keywords: Stevia rebaudiana, in vitro growth, increase in vitamin concentration. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan secara kultur jaringan untuk memperoleh bibit berkualitas dan berkelanjutan. Modifikasi media dan lingkungan tumbuh in vitro diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketegaran eksplan sehingga mempunyai keberhasilan tinggi selama proses aklimatisasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pertumbuhan kultur tunas stevia dengan peningkatan kadar vitamin dan penggunaan jenis tutup tabung berbeda. Tinggi tunas, jumlah daun, jumlah buku, jumlah akar diamati setiap minggu hingga kultur berumur 8 minggu. Biomassa bobot basah dan bobot kering dan kadar klorofil serta aklimatisasi dilakukan pada saat kultur berumur 8 minggu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tutup tabung kultur berpengaruh terhadap semua parameter pertumbuhan, biomassa dan kadar klorofil, sedangkan konsentrasi vitamin hanya berbengaruh terhadap jumlah buku, tunas, daun dan akar. Interaksi antara jenis tutup tabung dan konsentrasi vitamin hanya terjadi untuk tinggi tunas dan jumlah akar. Semua planlet dapat tumbuh di rumah kaca. Kata Kunci : Stevia rebaudiana, pertumbuhan in vitro, peningkatan kadar vitamin.
Pada stevia, penggunaan zat pengatur tumbuh Stevia rebaudiana Bertoni famili Compositae , sitokinin dapat menyebabkan pembentukan kalus sering disebut stevia, adalah tanaman asal pada pangkal tunas Nower sehingga Amerika Selatan yaitu Brazil dan Paraguay eksplan perlu dipindahkan secara bertahap pada banyak diteliti karena daunnya mengandung media yang berbeda sebelum dipindahkan pada bahan pemanis alami yaitu glikosida steviosida media perakaran Ghauri et al.
Modifikasi Hussain et al. Senyawa ini mempunyai kadar manis jenis tutup tabung yang tepat dapat meningkatkan kali lebih tinggi dibandingkan dengan sukrosa. Penggunaan Karena pemanis ini rendah kalori, maka stevia tutup botol kultur berventilasi menggunakan filter sering dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan meningkatkan pertukaran udara dari dan ke penyakit yang berhubungan dengan metabolisme dalam tabung sehingga dapat meningkatkan gula dan untuk penderita diabetes melitus.
Manipulasi dan mengontrol Rebauisida A dan isosteviol juga berkhasiat obat lingkungan in vitro diperlukan untuk meningkatkan Takahashi et al ; Boonkaewwan et al.
Penelitian perbanyakan rendah menjadi ototropik tanpa gula, meningkatkan dengan kultur jaringan seringkali dilakukan konsentrasi gas CO2, dan cahaya relatif tinggi dengan memanipulasi media dengan penambahan zat Kozai Pada kondisi ini tunas dapat pengatur tumbuh untuk meningkatkan pertumbuhan membentuk akar dengan baik tanpa dipindahkan dan perkembangan eksplan. Demikian juga pada pada media perakaran maupun hardening, planlet siap S.
NAA untuk pembentukan kalus dari eksplan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk buku kemudian dilanjutkan dengan organogenesis, meningkatkan pertumbuhan tunas S. Setelah tahap perbanyakan tunas, setiap tunas perlu dipindahkan Bahan tanaman yang digunakan adalah perakaran sebelum tahap aklimatisasi.
Anbazhagan et tunas pucuk dari kultur stevia berumur al. Nower , Autade et al. Setelah dikocok selama 5 menit menggunakan ulangan. Media disterilisasi Kadar klorofil dihitung mengikuti metode dengan otoklaf pada suhu C, tekanan 1 atm Meeks A adalahnilai masing tabung berisi 4 eksplan. Parameter yang diamati lanjut DMRT jika berbeda nyata. Pada akhir HASIL pengamatan umur 8 minggu , biomassa planlet dihitung dengan cara menimbang bobot basah Tunas stevia yang ditanam pada tabung dan bobot keringnya kering angin.
Aklimatisasi kultur dengan tutup Al-foil mempunyai pertumbuhan dilakukan dengan cara mengeluarkan planlet tinggi yang berbeda dengan tunas yang ditanam dari botol kultur kemudian ditanam pada media pada tabung dengan tutup plastik transparan tanah:pasir:kompos Planlet pada polibag berventilasi filter Gambar 1. Pada tabung dengan diberi tutup plastik, kemudian ditempatkan di tutup Al-foil, pertumbuhan tinggi tanaman pada dalam rumah kaca.
Setelah tumbuh daun baru, media MS yang mengandung semua kadar tutup plastik dibuka. Rata-rata tinggi tunas S. Pertumbuhan tinggi tunas stevia tabung dengan tutup Al-foil. Setelah tunas berumur 2 minggu terhadap tunas yang ditanam pada tabung kultur perbedaan tinggi tunas stevia mulai berbeda bertutup Al-foil Gambar 3.
Pada tabung bertutup Al- Gambar 1B. Jumlah daun Peningkatan konsentrasi menjadi 2 kali lipat pada tunas stevia yang ditanam pada tabung meningkatkan jumlah tunas mulai minggu ke 5 dengan tutup plastik berventilasi filter hingga pada media dengan tutup Al-foil Gambar 2A.
Pola Stevia pada media dengan tutup berventilasi pertumbuhan jumlah buku stevia sejak ditanam mempunyai pertumbuhan jumlah tunas yang sampai umur 8 minggu sama seperti pola Gambar 2. Rata-rata jumlah tunas S. Rata-rata jumlah daun S. Tunas tertinggi ditanam pada tabung dengan tutup Al-foil diperoleh pada kultur yang ditanam pada media Gambar 4.
Tunas setelah minggu pertama Gambar 5B. Jumlah tunas, jumlah daun dan akar pada tabung dengan tutup Al-foil. Rata-rata jumlah buku S. Rata-rata jumlah akar S. Persentase pembentukan akar, semua perlakuan lainnya. Pada media ini jumlah akar dan kisaran jumlah akar terendah kisaran ketiga parameter pertumbuhan tersebut diperoleh pada kultur tunas yang ditanam pada juga tertinggi Tabel 1.
Biomassa lainnya. Pada media ini kisaran jumlah akar terendah diperoleh pada kultur yang ditumbuhkan Tabel 1. Per tumbuhan S. Per akar an S. Biomassa dan kadar klor ofil S. Komposisi media jumlah tunas, buku, daun dan akar. Interaksi antara vitamin yang tidak terpisahkan dengan glisin. Vitamin termasuk myo-inositol merupakan Pada media dengan tutup tabung Al-foil prekursor yang mempengaruhi biosintesis tanaman. Gambar 7.
Daun planlet S. Gambar 6. Tampilan planlet Stevia rebaudiana umur 8 minggu pada media MS yang konsentrasi normalnya. Hal ini juga terjadi pada stevia penambahan auksin yang biasa dilakukan untuk sehingga pertumbuhan dapat meningkat, secara induksi perakaran stevia Anbazhagan et al. Hal ini menunjukkan tunas stevia memerlukan sitokinin dan untuk bahwa satu tahap dalam produksi bibit dapat induksi perakaran diperlukan penambahan dikurangi sehingga menjadi lebih praktis, lebih auksin pada media MS Karim et al.
Peningkatan Anbazhagan et al. Pada penelitian ini, media tanpa zat leontopetaloides Martin et al. Dengan demikian penggunaan tumbuh pada stevia tidak mendukung ketegaran sitokinin untuk multiplikasi tunas, dan auksin planlet sehingga memerlukan tahap hardening untuk induksi perakaran dapat ditiadakan. Tanpa selama hari agar planlet lebih adaptif penambahan zat pengatur tumbuh, terbentuknya terhadap lingkungan ex vitro sehingga mempunyai kalus yang sering terjadi pada stevia akibat daya hidup tinggi selama proses aklimatisasi.
Pada penelitian ini dengan meniadakan zat juga dapat dihindari, sehingga tidak pengatur tumbuh, terutama pada penggunaan terjadi variasi somaklonal. Dengan meningkatnya ketegaran meningkatkan daya hidup di lingkungan ex vitro. Gambar 8. Tanaman S.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Akibatnya tidak terjadi permasalahan selama Tita Siti Nurhasanah SP yang telah membantu tahap aklimatisasi Gambar 8 , sehingga tidak dalam pengolahan statistik. Ucapan terima kasih memerlukan tahap hardening sebelum proses juga disampaikan kepada PT Tapanuli Investasi aklimatisasi Hazarika Agro dan PT GoEn Enzim Internasional yang Gambar 6 dan 7 menunjukkan bahwa planlet telah mengijinkan menggunakan tanaman Stevia stevia yang dikulturkan pada tabung kultur koleksinya sebagai bahan penelitian.
Penggunaan tutup tabung berventilasi Abrahamian, P. Effect meningkatkan ketegaran planlet karena pertukaran of vitamin on in vitro organogenesis of oksigen dan karbondioksida dari dan ke dalam plant. A merican Journal of Plant Science. Hossain, R. Islam, A. Kumar tabung tanpa ventilasi. A review on fotosintesis menjadi meningkat, sehingga natural sweetener plant-Stevia having pertumbuhan lebih baik Kozai Hal ini, medicinal and commercial importance.
Kalpana, R. Rajendran, V. In vitro tinggi pada planlet yang dikulturkan pada production of Stevia rebaudiana Bertoni. Penggunaan tutup tabung berventilasi telah 22 3 : Fargade, PG. Borhade, SK. In dan keberhasilan aklimatisasi karena planlet vitro Propagation of Stevia rebaudiana tumbuh pada kondisi lingkungan in vitro yang Bert. A natural, non caloric sweetener herb. Kondisi ini sangat menguntungkan Barwale, UB.
Plant regeneration from callus dengan menggunakan bioreaktor Ramirez- cultures of several soybean genotypes via Mosqueda et al. Mankad, R. Antinflammatory and immune- tabung.
Stevia meningkat ketegarannya yang modulatory activities of stevioside and its ditunjukkan dari ukuran daun besar dan jumlah metabolite steviol on THP-1 cells. Agriculture and Food Chemistry. Kozai, T. Photoautotrophic micropropagation- Das, K.. Environmental control for promoting Establisment and maintenance of callus photosynthesis.
Propagation of Ornamental of Stevia rebaudiana Bertoni under Plants. Natural Product Martin, AF. Hapsari, Rudiyanto, DR. Wulandari Radiance. In vitro rapid Peningkatan Konsentrasi Vitamin terhadap multiplication of Stevia rebaudiana: An Pertumbuhan Tacca leontopetaloides secara In important natural sweetener herb. Yogyakarta, Ermayanti, TM. Al-Hafiizh, A. Mandessy, 26 Mei Pengaruh Meeks, JC.
In : Algal Phyisiology peningkatan vitamin dan penambahan and Biochemistry. Botanical Monographs. Stewart, WDP. Hal : method for Stevia rebaudiana Bertoni. Sugar Technology. Ferrazzano, GF. Cantile, B. Alcidi, M. Coda, Ramirez-Mosqueda, MA. Iglesias-Andreu, A. Ingenito, A. Zarrelli, G. Hernandez- Pollio. Is Stevia rebaudiana Bertoni Rincon. Micropropaation of Stevia a non cariogenic sweetener? A review. In temporary immersion Molecules.
Ghauri, EG. Afridi, GA. Marwat, I. Micropropagation of Stevia rebaudiana Bertoni through root Takahashi, K. Matsuda, K. Ohashi, K. Pakistan Journal of Botany. Nakagomi, Y. Abe, S 4 Mori, NK. Gupta, P. Analysis of anti-rotavirus activity of Callusing in Stevia rebaudiana Natural extract from Stevia rebaudiana. Antiviral Sweetener for Steviol Glycoside Production.
Acclimatization of tissue- MS yang mengandung vitamin tinggi cultured plants review articles. Current terhadap pertumbuhan kultur tunas pucuk Science.
Yogyakarta, 20 Sweeting agent of plant origin : Juni Literature search for candidate sweet plants. Economic Botany. Jayaraman, S. In-vitro Antimicrobial and antitumor activities of Stevia rebaudiana Asteraceae leaf extracts. Tropical Journal of Pharmaceutical Research.
Raya Jakarta-Bogor km. Rasamala Darmaga Bogor Email: ikhar yono yahoo. The aims of this study was to reveal the characteristics of meristic, morphometric, and habitat of the species. Sampling was conducted on May to June The area of study was divided into three zones and the zones was categorized based on Reservoirs at Mrica area these are upper zone, reservoir zone, and below the reservoir zone. Fishing gear used are cast net, elektorfishing, and gill nets.
Morphometric characters observed were 24 characters. The results were standardized to standard length, then analyzed with discriminant methods.
The structure of the scales and number of ridges on the back of the last dorsal fin spines also observed. The results meristic characters are 4. The habitats have rocky bottom, rapid current, and divide into two groups. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter meristik, morfometrik, dan habitat ikan brek. Pengambilan sampel ikan brek dilakukan pada bulan Mei sampai Juni Lokasi penelitian terbagi menjadi tiga zona yang terfragmentasi oleh Waduk Mrica, yaitu zona atas, zona waduk, dan zona di bawah waduk.
Alat tangkap ikan yang digunakan adalah jala, elektorfishing, dan jaring insang. Karakter morfometrik yang diamati meliputi 24 macam dan hasilnya distandarisasi terhadap panjang baku untuk selanjutnya dilakukan analisis diskriminan. Selain itu diamati pula struktur sisik dan jumlah rigi pada bagian belakang duri terakhir sirip punggung.
Hasil pengamatan jari-jari sirip dorsal 4,8, sirip anal 3,5, sirip pectoral 1,, dan sisik predorsal , serta tidak terdapat bercak pada pangkal sirip ekor. Habitat ikan brek dasar perairannya berbatu, berarus deras, dan terbagi menjadi dua kelompok. Keberadaan waduk berpengaruh secara permanen terhadap biota akuatik diantaranya Perairan umum daratan merupakan habitat menghambat proses ruaya ikan Craig Mawardi menyebutkan bahwa Serayu Diantara jenis ikan yang banyak dijumpai termasuk sungai besar yang panjangnya mencapai di lokasi tersebut dan mempunyai kebiasaan km dan bermuara di Teluk Penyu Cilacap.
Serayu pada kawasan hulu khususnya yang terletak di Perairan di Jawa yang menjadi habitat ikan wilayah Kabupaten Banjarnegara.
Lokasi penelitian ini antara lain Waduk Lahor Lumbanbatu dibagi menjadi tiga zona berdasarkan keberadaan , Waduk Jatiluhur Sutardja , Sungai Waduk Mrica, yaitu zona di bawah waduk St.
Haryono et al. Salah satu habitat Waktu penelitian mulai bulan Juni sampai penting bagi ikan brek yang menarik untuk dikaji Mei
0コメント